KEDIRI, KOMPAS.com — Sekelompok pemuda di Desa
Wonokerto, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, sukses
membudidayakan jamur tiram putih. Hasilnya, tiap bulan mampu membukukan
omzet jutaan rupiah.
Adi Radius, koordinator pemuda setempat, mengatakan, ide awal pembudidayaan jamur yang bernama Latin Pleorotus ostreatus tersebut
bermula dari banyaknya pemuda setempat yang menganggur. "Kita berharap
aktivitas ini membuat para pemuda mempunyai kegiatan yang positif dan
tidak terjerumus pada kegiatan negatif," kata Adi, Senin (2/4/2012).
Tempat
pembudidayaannya cukup sederhana. Hanya terbuat dari gubuk seluas 4 x 7
meter yang beratapkan anyaman daun tebu. Sementara anyaman daun kelapa
digunakan sebagai dinding untuk membantu kelembaban ruangan. Di dalam
ruangan itu berjajar 6.000 baglog (media tanam jamur yang berupa plastik berisi serbuk kayu dan berbagai komposisi tambahan) yang tertata rapi di atas rak.
Setiap harinya para pemuda itu secara bergantian menyiramkan air dengan cara disemprotkan ke setiap baglog. Pelubangan log juga
diperlukan untuk menambah jumlah tempat tumbuhnya jamur.
"Penanamannya tidak sulit, hanya butuh ketelatenan dan kesabaran. Masa
panennya juga relatif cepat, hanya sebulan dari tanam," imbuhnya.
Sirkulasi
hasil panenannya, menurut Adi, selain para pembeli tetap yang setiap
hari datang, juga disalurkan ke pasar-pasar tradisional di sekitar Kota
Kediri. Setiap kilonya dihargai Rp 12.000.
Para pemuda desa itu
memulai pembudidayaannya pada tahun 2010 silam dengan modal awal yang
terkumpul secara swadaya sebesar Rp 30 juta. Kini, setiap bulannya
kelompok yang mengatasnamakan Organisasi Bina Taruna Sosial (Orbits)
tersebut mampu membukukan omzet yang lumayan besar untuk sebuah usaha di
desa, yaitu Rp 10 juta. "Setidaknya dengan aktivitas ini mampu
menambah waktu untuk menyibukkan diri. Sekaligus ada hasilnya secara
materi," pungkas Adi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar